Fenomena Aplikasi TikTok Shop Sebagai Alternatif Belanja Hemat
Institut Bisnis Nusantara
Penelitian ini untuk mencari tahu alasan dari fenomena belanja daring yang dilakukan oleh masyarakat, terutama mahasiswa melalui aplikasi digital bernama TikTok Shop. Fenomena ini muncul saat TikTok Shop menawarkan produk berkualitas dengan harga murah dibandingkan pasar fisik, sehingga Kementerian Perdagangan menutup TikTop Shop. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi karena penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Teknik pengumpulan data menggunakan indepth interview (wawancara mendalam) kepada 18 mahasiswa kelas Penulisan Naskah Iklan, Institut Bisnis Nusantara. Hasil dari peneliti membuktikan mahasiswa mampu mengoperasikan telepon pintar dengan sangat baik karena mereka mendapatkan informasi tentang TikTok Shop dari iklan-iklan di media sosial. Mahasiswa juga terbukti memanfaatkan voucher gratis ongkos kirim yang diberikan TikTok Shop karena membuat harga lebih murah. Mahasiswa berhasrat menggunakan TikTok Shop karena saat ditutup pemerintah, sebagian dari mereka menghentikan kegiatan belanja di toko daring.
This research aims to uncover the reasons behind the phenomenon of online shopping conducted by the community, especially students, through a digital application named TikTok Shop. This phenomenon emerged when TikTok Shop offered quality products at lower prices compared to physical markets, leading the Ministry of Trade to close down TikTok Shop. The research method employed is qualitative with a phenomenological approach since it was conducted in a natural setting, allowing an unrestricted interpretation and understanding of the studied phenomenon. Data collection utilized in-depth interviews with 18 students from the Advertising Script Writing class at the Nusantara Business Institute. The research findings prove that students proficiently operate smartphones as they obtain information about TikTok Shop from advertisements on social media. Students also demonstrated the effective use of free shipping vouchers provided by TikTok Shop, contributing to lower overall costs. The desire of students to utilize TikTok Shop was evident, especially when the government shutdown led some of them to discontinue their online shopping activities.
Keywords: Fenomenologi Mahasiswa Pemasaran digital TikTok Shop Toko daring
[1] E. Arsyad, “Alasan Orang Lebih Suka Belanja Daring daripada Offline”, https://www.fajar.co.id/2023/07/11/alasan-orang-lebih-suka-belanja-daring-daripada-offline/, diakses pada 18 November 2023 pada pukul 15.10 WIB.
[2] S. Prastiwi, “Sejarah dan Perkembangan TikTok Shop di Indonesia”, https://pojoknulis.com/sejarah-dan-perkembangan-tiktok-shop-di-indonesia-1826, diakses pada 18 November 2023 pada pukul 15.16 WIB.
[3] A.S. Wardani, “Ini Alasan Kenapa TikTok Shop Ditutup 4 Oktober 2023 Pukul 17.00 WIB”, https://www.liputan6.com/tekno/read/5414611/ini-alasan-kenapa-tiktok-shop-ditutup-4-oktober-2023-pukul-1700-wib, diakses pada 18 November 2023, pukul 16.00 WIB.
[4] G.P Riyanto dan W.K. Pertiwi, "Pengguna TikTok di Indonesia Tembus 113 Juta, Terbesar Kedua di Dunia", https://tekno.kompas.com/read/2023/07/10/11000067/pengguna-tiktok-di-indonesia-tembus-113-juta-terbesar-kedua-di-dunia, diakses pada 18 November 2023, pukul 17.00 WIB.
[5] A. Mardiana, "Apa itu TikTok Shop? Ini Definisi dan Alasannya Ditutup di Indonesia" , https://katadata.co.id/safrezi/ekonopedia/651d7407150c9/apa-itu-tiktok-shop-ini-definisi-dan-alasannya-ditutup-di-indonesia, diakses pada 18 November, pukul 18.10 WIB.
[6] C.M. Annur, “Pengguna TikTok di Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia per April 2023, Nyaris Salip AS?”, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/05/24/pengguna-tiktok-di-indonesia-terbanyak-kedua-di-dunia-per-april-2023-nyaris-salip-as, diakses pada 18 November, pukul 20.00 WIB.
[7] S.McLachlan, “50+ Important TikTok Stats Marketers Need to Know in 2023”, https://blog.hootsuite.com/tiktok-stats/, diakses pada 18 November, pukul 20.30 WIB.
[8] A.Z. Yonatan, “7 Media Sosial Paling Populer 2023”, https://data.goodstats.id/statistic/agneszefanyayonatan/7-media-sosial-paling-populer-2023-VXb0M, diakses pada 18 November, pukul 21.10 WIB.
[9] M. Ray, “TikTok”, https://www.britannica.com/topic/TikTok, diakses pada 18 November, pukul 21.45 WIB.
[10] R. Chandika, “Sejarah TikTok di Indonesia, Pernah ditolak namun Terus Tumbuh”, https://www.teknosiana.com/1006349/sejarah-tiktok-di-indonesia-pernah-ditolak-namun-terus-tumbuh.html, diakses pada 18 November, pukul 22.03 WIB.
[11] U. Flick, dkk., “Handbook of Qualitative Research Design”, London, SAGE Publications Ltd, 2022.
[12] Z. Abdussamad, “Metode Penelitian Kualitatif”, Makassar, CV. Syakir Media Press, 2021.
[13] R. Sachdev, “Digital Marketing”, New York, McGraw Hill LLC., 2023.
[14] D. Chaffey dan F. Ellis-Chadwick, “Digital Marketing”, Harlow, Pearson Education Limited, 2022.