Representasi Media dalam Serial “Vincenzo”
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Artikel ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana representasi media ditunjukkan dalam drama Korea “Vincenzo”. Drama ini populer dengan rating dan penonton tinggi, serta bisa mempengaruhi khalayak yang luas. Pemahaman khalayak tentang media beragam dan kontroversial sehingga penting bagaimana media direpresentasikan dalam sebuah drama Korea populer. Penelitian ini memakai teori representasi Stuart Hall yang dihubungkan dengan elemen-elemen jurnalistik universal. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif yang menunjukkan analisis dialog dalam serial ini. Hasilnya, drama ini merepresentasikan media yang dianggap sebagai alat yang bisa dikendalikan oleh kekuasaan pihak tertentu. Berdasarkan elemen jurnalistik, media direpresentasikan banyak melakukan pelanggaran terutama dalam hal independensi, keakuratan dan keabsahan berita.
This article aims to reveal how media representation is shown in the Korean drama "Vincenz" because this drama is popular and can affect a wide audience. Public understanding of the media is diverse and controversial; therefore, it is important how the media is represented in a popular Korean drama. This research uses Stuart Hall's representation theory which is analyzed with universal journalistic elements. The method used is descriptive qualitative which shows the analysis of dialogue in this series. As a result, this drama represents the media which is considered as a tool that can be controlled by certain parties' power. Based on journalistic elements, the media is represented by conducting many violations, especially in terms of independence, accuracy and validity of news.
Keywords: Drama Korea Media Representasi Vicenzo
[1] B. Rohmanto, “Drama”, Jakarta, Universitas Terbuka, 2014.
[2] E. Hong, “Korean Cool Strategi Inovatif di Balik Ledakan Budaya Pop Korea”, Yogyakarta, Bentang, 2014.
[3] M. Putri, “Drakor Vincenzo Tamat dengan Pencapaian Rating Tinggi yang Mengesankan di TVN”, https://lifestyle.kontan.co.id/news/drakor-vincenzo-tamat-dengan-pencapaian-rating-tinggi-yang-mengesankan-di-tvn, diakses pada 3 Mei 2021.
[4] B. Bungin, “Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2006
[5] U. Rusadi, “Diskursus Kerusuhan Sosial dalam Media Massa”, Jakarta, Universitas Indonesia, 2022.
[6] K.N. Sloman, “Research trends in descriptive analysis”, The Behavior Analyst Today, Vol. 11, No. 1, p. 20, 2010.
[7] I. Suryadi, “Peran Media Massa dalam Membentuk Realitas Sosial”, Jurnal Academica Vol. 3, No. 2, pp. 634-646, 2011
[8] Dewan Pers, “Kode Etik Jurnalistik Indonesia “https://dewanpers.or.id/assets/ebook/buku/822-Buku%20Pers%20berkualitas%20masyarakat%20Cerdas_final.pdf, diakses pada 10 Agustus 2017 pada pukul 23.00..
[9] G. Gawi, Aminulloh, dan Yasak, “Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar Harian Surya Malang”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, No. 1, pp. 19-27, 2017.
[10] D. Habiebie, “Dwi Fungsi Media Massa”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 7, No. 2, pp 79-86, 2018.
[11] J. Hartley, “Communication, Cultural, and Media Studies”, London, Routledge, 2004.